Mereka yang ku cintai dan ku rindukan

Berada jauh dari keluarga adalah satu hal yang mungkin hampir semua orang akan menghindarinya… namun kadang karena tugas, pekerjaan dan berbagai sebab lainnya yang memberi peluang terpisah jauh dari keluarga tidak dapat terelakkan…. seperti yang saat ini tengah saya alami dan rasakan… berat memang…. terpisah dengan kesendirian, dengan jarak beribu-ribu mil, jauh di negeri King Arthur, kadang rasa kangen dan rindu kepada mereka membuat pikiran dan perasaan kurang stabil… ditambah lagi dengan beban studi dan tugas yang kian hari bertambah…kemana semua beban itu akan di campakkan??? Tulisan ini saya publish sebagai pengobat rindu bagi mereka yang ku cintai.

Ahmad Al-Hafidz Ramadhan, buah hatiku pertama seorang anak laki-laki. Lahir pada tanggal 19 Nopember 2003, lima hari setelah ayahnya lulus ujian Thesis S2 Magister Teknik Elektro UGM, di RSUD Wirosaban Yogyakarta, 6 hari sebelum Idul Fitri datang, melalui proses operasi Caesar. Hafidz adalah panggilam kesayangan yang saya berikan kepada anak sulung ku ini, karena sudah hampir 10 nama yang ayah siapkan disaat kelahiran, namun tidak satupun yang memberikan kemantapan hati untuk melekatkannya sebagai nama anak pertama…., akhirnya pilihan jatuh ke Hafidz karena pada saat bersamaan saya tengah berusaha menghafal ayat Qu’an yang harus saya setorkan ke ustad Cahyadi Takariawan pada saat Liqa’ minggu depannya, akhirnya hafalan ini menjadi do’a, dan menjadi nama yang dengan penuh keyakinan akan saya pakaikan bagi anak pertama.

Ayah melihat engkau mempunyai kemauan yang keras dengan disiplin yang tinggi dalam mewujudkan keinginannya itu….yang barangkali mengalir dari darah ayahnya (ehem…). Pernah sebelum keberangkatan saya ke London ini, Hafidz bercerita pingin jalan-jalan kemana aja.. bareng ayah, namun harus pakai mobil ayah sendiri…!!,  seketika saya sontak dan masgul mendengarnya…sebuah cambuk dari anakku pertama…karena terus terang kemanapun saya pergi hingga saat ini Motor Supra adalah sahabat karib kakiku…!!! Satu hari saya pergi mengajar ke salah satu PTS di Padang, dengan menggunakan mantel hujan, karena hujan yang teramat deras..namun saya paksakan untuk tetap berangkat, karena sudah 2 kali pertemuan saya tidak masuk karena ada agenda training di VEDC Malang yang harus saya ikuti… Hafidz menangis…kalo hujan-hujan ngajar..nanti ayah sakit…!! keluar dari mulut kecil yang tak berdosa ini. Sejak saat itu setiap kali uang belanja saya berikan selalu ditabung… dan jika ditanya buat apa tabungannya nanti…selalu dijawab buat beli mobil ayah…! Ooooh..anakku..aku merindukanmu nak..! Mudah-mudahan dengan do’a darimu, semua keinginan dan cita-citamu akan dapat ayah wujudkan.

Hamidatul Hawa Rahmadhini,  anakku ke dua…seorang gadis kecil yang cantik dan lucu… lahir dikala ketenangan mulai pudar di kota Padang, sebagai akibat dari isu gempa dan Tsunami yang berkepanjangan setelah tragedi Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Lahir di Padang, 12 Mei 2005, di RSUP M. Djamil Padang, dua hari sebelum ayahnya genap berusia 30 tahun. Jarak kehamilan yang teramat dekat dengan kelahiran anakku yang pertama (hanya sekitar 8 bulan) sempat membuat saya menjadi shock dan takut, karena kelahiran anak pertama melalui Caesar, dan menurut dokter setidaknya 2-3 tahun baru boleh ada kehamilan lagi… namun yang Maha Kuasa berkehendak lain, di mana ada izin-Nya dan kita berserah diri kepada-Nya, Insyaallah akan diberikan jalan keluar yang baik… ini yang prinsip yang saya pegang teguh selama ini, ternyata kehamilan kedua ini sesuai dengan harapan dan do’a saya… ya Allah, jika memang engkau izinkan kehamilan ini menjadi milik hambamu..mohon berikan kami seorang anak perempuan yang baik dan mulia.. dan ternyata pada saat persalinan Dokter mengabari kalau saya memperoleh seorang anak perempuan, dan saat ini hanya ada satu nama yang saya siapkan, karena pengalaman pada saat anak pertama, yaitu Hamidatul Hawa Rahmadhini (yang kira-kira bermakna Hawa, wanita yang mulia dan dirahmati). Dengan selisih usia yang hanya 1,5 tahun dengan kakaknya, membuat beberapa sifat dan sikap kakaknya menurun dengan cepat…dan pada usianya yang baru 3, 5 tahun, sifat mandiri dan hidup rapi sudah mulai tampak…mudah-mudahan semua impian dan do’a orang tua melalui namanya akan diwujudkan oleh yang Maha Kuasa.

Hilwa Halimatul Khaira, adalah nama yang akhirnya saya berikan kepada anak yang ketiga, mengambil dari nama salah satu nama nenek buyutnya Halimah, kemudian digabung dengan nama tantenya Khaira, maka pasangan nama Hilwa menjadi sangat berjodoh dengan kedua kata pendahulunya yang bermakna (Hilwa = Gadis manis, Halimah = wanita yang lemah lembut, Khaira = Kebaikan). Lahir di Padang, 5 Januari 2008 yang lalu, sama dengan kedua kakaknya, juga melalui proses Caesar di RSUP M. Djamil Padang. Dissaat Hilwa kecil baru mulai memahami arti dan makna keberadaan ayah…ternyata kita harus berpisah nak.. tapi bukan untuk jangka waktu yang lama… mudah-mudahan pada saat 1 tahun kelahiranmu nanti ayah sudah bisa bersamamu lagi. Amin.

Vina Dewi, S.Si, Apt, seorang wanita dengan penampilan sederhana…adalah gadis yang akhirnya menjadi pilihan untuk mendampingi hidup saya. Rela meninggalkan semua gelar akademik yang disandangnya sebagai seorang sarjana Farmasi dan Apoteker, demi amanah dari anak-anak dan suaminya, bahwa memelihara dan mendidik anak-anak serta mengurus keluarga adalah amanah utama yang harus diemban oelah seorang wanita ketika ia sudah berkeluarga. Jika kelak ada garis dari Yang Kuasa untuk berkarir, maka itu akan lebih baik setelah anak-anak melewati batas usia perkembangannya, walaupun sesungguhnya kadangkala ini sering menjadi pertengkaran kecil diantara kami berdua.

Lahir di Jogjakarta, 29 tahun yang lalu sebagai anak semata wayang dari pasangan perantau minang yang telah eksis di Yogyakarta sejak tahun 70-an, merekalah mertuaku. Menyelesaikan kesarjaan Farmasi dan Apoteker dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas, pada tahun 2002 yang lalu.  dan tepatnya 3 Agustus 2003 menjadi hari bersejarah bagi kami berdua untuk memulai hidup berumah tangga.

Insyaallah jika tidak ada halangan Januari 09, saya menunggu kehadiran terkasihku yang ke empat.

Ibunda ku tercinta, seorang wanita tangguh yang pernah ada dalam kehidupan saya. Membesarkan anak seorang diri, sejak ditinggalkan oleh suami menghadap ke Khaliknya sejak saya berusia 1 tahun (pada tahun 1976), yang meninggalkan 6 orang anak, termasuk saya si bungsu. Dengan segala kesulitan hidup dan beban ekonomi yang terus menjerat engkau berhasil membesarkan anak-anakmu seorang diri…tanpa suami yang mendampingi, namun dengan ketabahan dan kekerasan hati dan kemauan, engkau jadikan kami sebagai anak-anak yang bisa mengenyam makna dan arti dari sebuah pendidikan…. saya tidak pernah tahu entah bagaimana jadinya, jika tanpa dorongan dan semangat dari ibunda..saya tidak akan pernah sampai mewujudkan semua cita-cita ini…menggapai kehidupan dengan lebih baik, sebagai mana dulu pernah bunda sampaikan… cukuplah saya dan ayahmu yang menjadi petani…, jangan engkau sampai merasakan bagaimana pahitnya menjadi petani di negeri kita yang subur ini….!!!

Maafkanlah semua kesalahan dan kekeliruan yang selama ini ananda perbuat dalam hidup ini, jika sekiranya ada yang tidak berkenan di hati engkau wahai bundaku tercinta.

Baru dipenghunjung usiamu…kami anak-anakmu bisa mewujudkan keinginan yang selama ini terpendam, untuk melengkapi rukun hidup sebagai seorang muslimah… namun saya… anakmu yang bungsu ini, masih saja tidak bisa hadir untuk melepas keberangkatan ibunda ke tanah-Nya yang maha suci… dari negeri yang jauh ini ananda berdo’a semoga perjalanan ibadah ibunda akan menjadi perjalana terindah dalam hidup ini, dan memperoleh haji yang mabrur. Do’a dari anakmu senantiasa menyertai…. Amin.

Ku persembahkan untuk mereka yang kucintai.

London, 3 Nopember 2008.

8 Tanggapan

  1. Assalamu’alaikum Wr wb

    Keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan penghormatan satu sama lain.
    Semoga menjadi keluarga bahagia yang digambarkan al-Qur’an dalam surat ar-Rum. Keluarga mawaddah, rahmah dan sakinah.

  2. Subhanallah

    Salut buat Bapak dan Keluarga.
    Saya sangat terharu membaca tulisan Bapak tentang rindu dan cinta pada keluarga.

    Semoga Bapak sukses di Inggris dan membawa kebahagian dan berkah untuk lovely family.

  3. NICE IMPRESSION..

    asslm mlkm…, my old friend,,did you remember me..,
    you know when we are playing kalereang,gambar,etc
    last 20 y.a.
    well, so far i very interested with your history,,,my life little bit similar with yours,,right now i also leave my family,,,thousand miles away,,now i stay in sao paulo brazil,,,i make join contract with petrobras ( national brazil oil company )
    thanks,and forward my regard for your family and our friend,,, wassalam si PAR ( balai tingkah )…..keep in touch,,,sorry my friend I less experience in computer n internet

  4. Oh…God, finally I can find my friend… after years lost of you. I’m happy right now… but how long you stay in Sao Paulo Brazil?

  5. luar biasa, pak!!

    jujur, saya sangat tersentuh saat membaca bagian ibunda bapak…

    bikin saya jd sadar betapa kasih sayang seorang ibu begitu tulus kpd anaknya, selalu memikirkan pendidikan anaknya setinggi mungkin…

    saya jadi semangat kuliah, neh!!!

  6. well amigo….
    my company got 10 years contract with petrobras,but for me,,get only 2 years contract according to my brazil visa validity,,,if We feel enjoy with this contract , we can take addendum for couple of years,,,
    right now…exactly I stay at Fortaleza city( northern ),it is close to sao paulo,,and normal job within 4 month in brazil and take vacation for 3 month in jakarta,,,
    thanks for acknowledge…..my friend…
    wassalm…si PAR….o ya Ma’i gimana kbrnya…

  7. semoga menjadi keluarga sakinah mawaddahwarahmah.
    kami dari teman-teman mengucapkan selamat,anda menempuh pendidikan di london. kami juga mendo’akan semoga sukses.

  8. […] DIarsipkan di bawah: My Activity, My Opinion | 7 Komentar » […]

Tinggalkan Balasan ke Leni Marlina Batalkan balasan